METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF KARANGAN PROF. DR. LEXY J. MOLEONG, M. A.


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu kegiatan berupa pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu persoalan/permasalahan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Penelitian dilakukan tidak hanya dilakukan oleh seorang ahli dalam bidang tertentu, namun semua orang yang berkepentingan, baik itu dosen, mahasiswa, guru, siswa, maupun orang awam sekali pun boleh melakukannya dan dapat disebut sebagai peneliti.
Penelitian memiliki berbagai metode, satu di antaranya yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif termasuk metode baru dalam dunia penelitian karena popularitasnya masih belum terlalu lama. Metode ini bertujuan untuk memahami situasi tertentu, bukan mencari sebab akibat seperti penelitian kuantitatif.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, pada makalah ini akan dibahas tentang fondasi penelitian kualitatif dalam bentuk ringkasan berdasarkan buku “Metodologi Penelitian Kualitatif” yang ditulis oleh Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. A. Makalah ini akan memberikan pengenalan terhadap konsep penelitian kualitatif, baik yang dilihat dari segi konsep, ciri-ciri, maupun dasar teoritis yang melatarbelakanginya. Selanjutnya, akan dibahas tentang perbedaan yang antara penelitian kualitatif dengan penelitian non-kualitatif (kuantitatif). Bagian akhir pembahasan pada makalah ini yaitu akan membahas tentang pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya yang berkaitan dengan penelitian kualitatif ini. 
Sehingga secara berturut-turut pada makalah ini akan membahas tentang konsep dasar penelitian kualitatif, fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif, landasan teoritis penelitian kualitatif, perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, dan beberapa pertanyaan umum tentang penelitian kualitatif.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut.
1.         Bagaimanakah konsep dasar penelitian kualitatif?
2.         Apa fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif?
3.         Bagaimanakah karakteristik penelitian kualitatif?
4.         Apa landasan teoretis penelitian kualitatif?
5.         Apa saja perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif?
6.         Apa saja pertanyaan umum tentang penelitian kualitatif?
C.      Tujuan Masalah
Mengacu pada masalah yang dirumuskan, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut.
1.         Untuk konsep dasar penelitian kualitatif mendeskripsikan.
2.         Untuk mendeskripsikan fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif.
3.         Untuk mendeskripsikan karakteristik penelitian kualitatif.
4.         Untuk mendeskripsikan landasan teoretis penelitian kualitatif.
5.         Untuk mendeskripsikan perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.
6.         Untuk mendeskripsikan pertanyaan umum tentang penelitian kualitatif.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
Ada beberapa definisi tentang istilah penelitian kualitatif menurut para ahli. Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang bergantung dari pengamatan pada manusia. David Williams (1995) menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah. Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi, dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Jane Richie menyatakan penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
Menurut beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang hal yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,




tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian ini didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata dan gambaran holistik. Penelitian kualitatif ini metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.
B.       Fungsi dan Pemanfaatan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan berikut.
1.         Penelitian awal yang saat subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami.
2.         Sebagai upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional.
3.         Penelitian yang konsultatif.
4.         Memahami isu-isu rumit suatu proses.
5.         Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.
6.         Memahami isu-isu yang sensitif.
7.         Keperluan evaluasi.
8.         Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif.
9.         Meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian.
10.     Lebih memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.
11.     Menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.
12.     Peneliti menggunakannya untuk meneliti sesuatu secara mendalam.
13.     Peneliti yang berminat memanfaatkannya untuk menelaah suatu latar belakang, misalnya tentang motivasi, peranan, nilai, sikap, dan persepsi.
14.     Peneliti yang berkeinginan menggunakannya untuk hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan.
15.     Peneliti memanfaatkannya untuk yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya.
C.      Karakteristik Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Berdasarkan hasil penelaahan kepustakaan ditemukan bahwa Bogdan dan Biklen (1982:27-30) mengajukan lima buah ciri, sedangkan Lincoln dan Guba (1985:30-44) mengulas sepuluh buah ciri penelitian kualitatif.
Ciri pertama yaitu latar alamiah. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan, menurut Lincoln dan Guba (1985:39), karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
Ciri kedua yaitu manusia sebagai alat (instrumen). Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama dalam penelitian kualitatif.
Ciri ketiga yaitu metode kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.
Ciri keempat yaitu analisis data secara induktif. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
Ciri kelima yaitu teori dari dasar (grounded theory). Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data.
Ciri keenam yaitu deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Ciri ketujuh yaitu lebih mementingkan proses daripada hasil. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.
Ciri kedelapan yaitu adanya batas yang ditentukan oleh fokus. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.
Ciri kesembilan yaitu adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.
Ciri kesepuluh yaitu desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Ciri kesebelas yaitu hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.
D.      Landasan Teoretis Penelitian Kualitatif
Dasarnya, landasan teoretis dari penelitian kualitatif itu bertumpu pada fenomenologi. Peneliti yang baik menyadari dasar orientasi teoretisnya dan memanfaatkannya dalam pengumpulan dan analisis data. Teori membantu menghubungkannya dengan data.
Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal. Arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan berfokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Peneliti kualitatif cenderung berorientasi fenomenologis, sebagian besar di antaranya tidak radikal, tetapi idealis pandangannya. Mereka memberi tekanan pada segi subjektif, tetapi mereka tidak perlu mendesak atau bertentangan dengan pandangan orang yang mampu menolak tindakan itu. Sebagai gambaran, misalnya guru mungkin percaya bahwa ia dapat berjalan menembus dinding batu bata, tetapi untuk mencapainya memerlukan pemikiran. Hakikatnya, batu  bata itu keras untuk ditembus, namun guru itu tidak perlu merasakan bahwa ia tidak mampu berjalan menembus dinding itu.
Bersamaan dengan perspektif fenomenologis, pendekatan interaksi simbolik berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Objek, orang, situasi, dan peristiwa tidak memiliki pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka. Penafsiran bukanlah tindakan bebas dan bukan pula ditentukan oleh kekuatan manusia atau bukan. Interaksi simbolik menjadi paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi, kewajiban-peranan, resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat, atau lingkungan fisik lainnya. Bagian lainnya yang penting dari teori interaksi simbolik ialah konstrak tentang diri. Diri tidak dilihat sebagai yang berada dalam individu seperti aku atau kebutuhan yang teratur, motivasi, dan norma serta nilai dari dalam. Diri adalah definisi yang diciptakan orang (melalui interaksi dengan yang lainnya) di tempat ia berada.
Banyak antropolog menggunakan pendekatan fenomenologi dalam studi mereka tentang pendidikan. Kerangka studi antropologisnya adalah konsep kebudayaan. Usaha untuk menguraikan kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan dinamakan etnografi. Walaupun ada diantaranya kurang sependapat tentang definisi kebudayaan, mereka memandang kebudayaan sebagai kerangka teoretis dalam menjelaskan pekerjaan mereka. Kerangka kebudayaan yang definisi khususnya beragam, kebudayaan merupakan alat organisatoris atau konseptual untuk menafsirkan data yang berarti dan yang memberi ciri pada entografi. Sekarang ini, peneliti pendidikan telah menggunakan istilah etnografi untuk menunjuk pada setiap penelitian kualitatif dan juga dalam sosiologi.
Etnometodologi bukanlah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, melainkan menunjuk pada mata  pelajaran yang akan diteliti. Etnometodologi adalah studi tentang cara individu menciptakan dan memahami kehidupannya sehari-hari. Subjek etnometodologi bukanlah anggota suku-suku terasing, melainkan orang-orang dalam berbagai macam situasi pada masyarakat. Etnometodologi berusaha memahami cara orang-orang melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka.
Pendekatan etnografi dalam penelitian kualitatif terbanyak berasal dari bidang antropologi. Etnografi pada dasarnya merupakan bidang yang sangat luas dengan variasi yang sangat besar dari praktisi dan metode. Pendekatan etnografis secara umum adalah pengamatan yang berperan serta sebagai bagian dari penelitian lapangan. Etnografer tertarik secara mendalam pada suatu budaya sebagai bagian dari pemeransertaannya dan mencatat secara serius data yang diperolehnya dengan memanfaatkan catatan lapangan.
Penelitian lapangan (Field Research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan berperan serta.
Grounded theory adalah pendekatan penelitian kualitatif yang pada mulanya dikembangkan oleh Glaser dan Strauss pada tahun 1960-an. Maksud pokok dari grounded theory adalah untuk mengembangkan teori tentang minat terhadap fenomena. Grounded theory merupakan proses bertahap yang cukup rumit. Penelitian dimulai dengan memunculkan pertanyaan generatif yang membantu penelitian, namun tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau menjadi dinamis. Selanjutnya, grounded theory (teori-dari-dasar-TDD) adalah metode yang telah secara meluas digunakan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Hal mendasar dari pendekatan ini adalah bahwa suatu teori harus muncul dari data  atau dengan kata lain suatu teori harus dari dasar/bawah.
E.       Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
Adapun perbedaan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif ditinjau dari berbagai aspek sebagai berikut.
Aspek
Kuantitatif
Kualitatif
1.     Maksud.




2.     Tujuan.



3.     Pendekatan.








4.     Asumsi.






5.     Model penjelasan.




6.      Nilai.






7.     Alasan.









8.     Generalisasi.





9.     Hubungan peneliti dengan subjek.



10. Nilai orientasi.



11. Studi tentang konteks.


12. Desain.




13. Metode.



14. Hipotesis.


15. Pengukuran.




16. Review kepustakaan.


17. Latar penelitian.
18. Sampling.






19. Data.




20. Strategi pengumpul-an data.


21. Subjek.

22. Analisis data.



23. Interpretasi data.




24. Kriteria.

25. Frasa kunci.

26. Konsep kunci.


27. Instrumen penelitian.
28. Masalah
Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa interfensi.
Menjelaskan, meramalkan, dan/atau mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.
Menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal.





Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena.
Penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks.



Bergantung pada model penjelasan hipotetiko-deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu.
Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas-nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif.
Diduksi dari teori tentang yang akan diamati.




Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan ‘hukum’ yang menambah pada prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena.

Tujuan peneliti adalah objektifitas; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan. Peranan sampel dalam studi adalah pasif.
Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti.
Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel).
Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu.
Deskriptif, korelasional, perbandingan-kausal, dan eksperimen.
Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum studi dilakukan.
Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis.
Ekstensif, dengan hal itu mempengaruhi studi.
Sampling teoretis sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan.




Random/acak: dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili.
Numerik, variabel, dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung, dan diadakan pengukuran.
Subjek penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak.
Menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik.


Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu.
Validitas internal, validitas eksternal, objektifitas.
Eksperimental, data numerik, empirik, dan statistikal.
Reliabilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi.
Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator.
Mengontrol variabel, validitas.
Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan.
Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam.
Berasumsi bahwa ‘subject matter’ suatu ilmu sosial sangat berbeda dengan ‘subject matter’ dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda.
Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan fisik.

Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.
Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam suatu studi.

Melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan.








Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik untuk mengapresiasi keunikan; generalisasi bergantung pada konteks.
Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat memutuskan rumusan pertanyaan atau melakukan pengamatan.
Memercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai.


Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks.
Fleksibel, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti.


Historikal, etnografis, dan studi kasus.


Cenderung untuk mencari dan menemukan atau menyimpulkan hipotesis.
Prosedurnya sedikit subjektif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati, berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan.
Terbatas, sebagai acuan teori dan tidak memengaruhi studi.
Naturalistik (sebagaimana adanya).
Bermaksud untuk memilih sejumlah ‘kecil’ dan tidak harus representatif; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam.
Naratif, deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi, videotapes, dan transkrip.

Pengumpulan dokumen, pengamatan berperan serta, wawancara, dan mencatat data.

Jumlah subjek penelitian kecil.
Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan.
Kesimpulan adalah tentatif, direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedangkan generalisasi diabaikan.

Kredibilitas, keteralihan.

Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi pada kata.
Bermakna, pemahaman awam, proses, dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
Catatan lapangan, tape recorder.
Memakan waktu, prosedur tidak baku, realibilitas-keabsahan data.

F.       Beberapa Pertanyaan Umum tentang Penelitian Kualitatif
Umumnya orang yang baru pertama kali mendengar atau mempelajari penelitian kualitatif biasanya memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penjelasan. Bogdan dan Taylor (1982:39-48) mengajukan beberapa pertanyaan dan menjelaskan jawabannya.
1.         Dapatkah pendekatan kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama?
Peneliti Kualitatif biasanya tidak puas dengan hasil analisis statistik. Penggunaan kuesioner yang dilakukan peneliti ditemukan hasil yang tidak memuaskan karena tidak ada hubungan. Peneliti meragukan hasilnya karena hipotesisnya tidak teruji. Akibat hal itu, ia lalu mengadakan wawancara mendalam untuk melengkapinya sehingga peneliti tersebut menggunakan secara bersama-sama kedua penelitian tersebut, namun dengan pendekatan kuantitatif sebagai pegangan utama. Pihak lain, peneliti kualitatif sering menggunakan data kuantitatif, namun yang sering terjadi pada umumnya tidak menggunakan analisis kuantitatif bersama-sama.
2.         Apakah penelitian kualitatif benar-benar ilmiah?
Kebanyakan orang meragukan penelitian kualitatif karena berawal dari dasar sehingga lebih bersifat induktif. Selain itu juga, terdapat keraguan pada pengujian hipotesis yang biasanya telah ditetapkan penelitian kualitatif secara a priori. Orang meragukan bahwa hasil penemuan kualitatif tidak ilmiah.
3.         Bagaimana perbedaan penelitian kualitatif dengan pekerjaan guru dan wartawan?
Guru yang baik mengadakan pengamatan, melakukan inkuiri secara sistematis, dan menarik kesimpulan. Hal yang dilakukan itu mirip pekerjaan peneliti kualitatif, namun berbeda dalam beberapa hal. Guru mengamati, tetapi untuk keperluannya mengajar, ia menilai siswa, mendisiplinkan siswa, dan sebagainya. Peneliti tidak melakukan pekerjaan yang demikian, tetapi untuk memeroleh data yang sesuai dengan perhatiannya. Guru tidak tertarik pada penyusunan teori, sebaliknya hal itu justru yang menjadi acuan utama peneliti. Berkaitan dengan wartawan, mereka cenderung melakukan pekerjaannya yang berkaitan dengan isu atau peristiwa khusus yang kadang ia perbesar atau perkecil cerita sebenarnya agar menarik para pembacanya. Hal demikian tidak dilakukan oleh peneliti karena ia harus jujur. Wartawan tidak mendasarkan diri atas usaha untuk menemukan teori, sedangkan justru hal itu dikejar oleh peneliti. Terdapat perbedaan dalam cara kerja, proses, dan arah perhatian peneliti dibandingkan dengan wartawan.
4.         Apakah pandangan, prasangka, dan semacamnya berpengaruh terhadap data?
Pandangan, prasangka, sikap suka tidak suka sering diragukan sebagai faktor yang menggangu keabsahan data. Mungkin peneliti hanya mencatat hal yang dikehendakinya dan membiarkan yang tidak disukainya. Peneliti kualitatif justru berkepentingan jangan sampai usahanya berdampak subjektif terhadap data. Metode yang digunakan oleh peneliti membantu peneliti untuk menghindari subjektifitas. Satu teknik dalam penelitian kualitatif ialah hasilnya harus diketahui bahkan dipelajari serta disepakati oleh subjek penelitian. Dengan demikian, jika terjadi prasangka atau pandangan atau sikap suka tidak suka muncul, dapat diperiksa langsung. Dengan kata lain, pandangan objektifitas peneliti harus mengatasi subjektivitas yang mungkin terjadi. Teknik lainnya yang digunakan untuk mengurangi subjektivitas tertentu yaitu dengan memberikan refleksi berupa tanggapan pengamat pada catatan lapangan. Berdasarkan hasil serentetan tanggapan pengamat tersebut dapatlah dipelajari ada pandangan, prasangka, sikap suka tidak suka yang berlangsung tercampur dalam data.
5.         Apakah kehadiran peneliti mengubah perilaku orang-orang yang sedang diteliti?
Peneliti kualitatif berusaha berinteraksi dengan subjek penelitiannya secara ilmiah, tidak menonjol, dan dengan cara yang tidak memaksa. Jika peneliti memerlukan subjek sebagai subjek penelitian dan mungkin tidak bertindak dan bereaksi secara ilmiah dalam latar ilmiah. Justru penelitian kualitatif tertarik untuk menyidik orang-orang dalam latar alamiah tentang cara meraka berpikir dan bertindak menurut cara mereka. Perlu diusahakan agar jangan sampai terjadi oleh kehadiran seorang peneliti, tindakan dan cara para subjek menjadi berubah. Jika pun ada pengaruh peneliti yang bertindak seperti itu, maka upaya yang dilakukan  ialah mengadakan penafsiran dalam konteks. Apabila hal itu terjadi, maka penafsirannya perlu dilakukan dalam konteks demikian yaitu dengan jalan membandingkan peristiwa lainnya yang mungkin berlaku secara wajar.
6.         Apakah dua orang peneliti yang meneliti secara terpisah dapat menghasilkan kesimpulan yang sama?
Menurut pandangan ini, diharap peneliti kualitatif hasil pengamatannya pada suatu latar tertentu akan taat asas jika dilakukan pada latar lainya. Harapan demikian jelas tidak berlaku pada penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan oleh peneliti kualitatif berasal dari berbagai latar belakang keahlian yang berbeda seperti psikologi, antropologi, sosiologi, dan pendidikan. Selain itu. penelitian kualitatif lebih terarah perhatiannya pada ketepatan dan kecukupan data. Realibilitas menurut pengertin kualitatif tidak lain daripada kesesuaian antara yang dicatat sebagai data dan yang sebenarnya terjadi pada latar yang diteliti.
7.         Apakah penelitian kualitatif itu merupakan ‘penelitian ilmiah’?
Ilmu (science) adalah deskripsi dari pandangan filosofi tertentu, pandangan-pandangan, dan kegiatan-kegiatan. Penelitian yang bentuknya beragam juga merupakan langkah-langkah yang diambil oleh para ilmuwan dalam mempertanyakan keteraturan dan keragaman ilmiah. Penelitian merupakan proses pencarian jawaban terhdapap pertanyaan-pertanyaan ilmiah Penelitian itu adalah sains ‘in action’, sehingga penelitian menunjukan kegiatan-kegiatan yang oleh sains memeroleh dan mencapai tujuannya.

BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang hal yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian kualitatif ini memiliki fungsi dan pemanfaatan yang akan memudahkan peneliti dalam menggunakan jenis penelitian ini. Berkaitan dengan karakteristiknya, ada delapan karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, dan desain yang bersifat sementara. Landasan teori yang ada dalam penelitian kualitatif ini yaitu fenomenologi, pendekatan interaksi simbolik, antropologi, etnometodologi, pendekatan etnografi, pendekatan lapangan, dan grounded theory. Penelitian kualitatif memiliki perbedaan yang signifikan dengan pendekatan kuantitatif dari berbagai aspek seperti maksud, tujuan, pendekatan, asumsi, dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal lainnya, bila ada seseorang yang baru pertama kali mendengar istilah penelitian kualitatif ini, akan ada beberapa pertanyaan sekaligus jawaban yang telah dipaparkan oleh Bogdan dan Taylor. Hal ini untuk membantu memberikan gambaran bagi peneliti yang tertarik menggunakan penelitian ini.

B.       Saran

Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis menyarankan agar peneliti lebih bijak dalam memilih dan menggunakan jenis penelitian dalam meneliti berbagai disiplin ilmu yang ada di dunia ini. Penelitian kualitatif dapat menjadi satu di antara pilihan bagi peneliti untuk menemukan sebuah fakta dan teori baru yang dapat menunjang dalam perkembangan bidang yang ditelitinya. Adanya fungsi dan manfaat yang dimiliki oleh penelitian kualitatif ini harus mampu dimaksimalkan sehingga jenis penelitian ini bisa tepat penggunaannya bagi tiap calon peneliti baik itu bagi siswa, mahasiswa, guru, dosen, para ahli, dan lain-lain.     
 

DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja          Rosdakarya.


 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sastra Angkatan Reformasi dan 2000-an

Pendekatan Pragmatik

Surah Al-‘Alaq