Distribusi Frekuensi
A. Pengertian
Distribusi Frekuensi
Data yang
diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi
data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data yang telah
disusun ke dalam kelas-kelas tertentu. Tabel untuk distribusi frekuensi disebut
dengan Tabel Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi saja. Jadi, distribusi
frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau
menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar. Distribusi
Frekuensi adalah
pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data
dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau
lebih kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal
atau kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar.
Menurut Hasan, distribusi frekuensi adalah susunan data
menurut kelas-kelas tertentu (2005: 41). Sedangkan menurut Suharyadi dan
Purwanto, distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa
kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data
tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori (2003: 25).
Tujuan
distribusi frekuensi ini, yaitu :
- Memudahkan dalam penyajian
data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi.
- Memudahkan dalam
menganalisa/menghitung data, membuat tabel, grafik.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan distribusi frekuensi :
1. Untuk dapat menyusun suatu tabel distribusi frekuensi harus tersedia data. Data yang baru saja dikumpulkan dari lapangan disebut data kasar.
1. Untuk dapat menyusun suatu tabel distribusi frekuensi harus tersedia data. Data yang baru saja dikumpulkan dari lapangan disebut data kasar.
Contoh:
Data masa kerja karyawan UMY adalah sebagai berikut:
Data masa kerja karyawan UMY adalah sebagai berikut:
2. Data
yang telah disusun ke dalam urutan dari nilai terbesar hingga data terkecil
atau sebaliknya disebut array data.
Contoh:
Data masa kerja 40 karyawan UMY adalah sebagai berikut:
3. Beda atau selisih
antara angka terbesar dengan angka terkecil disebut dengan jarak atau
range.
4. Jika array data itu dibagi atas kelompok-kelompok tertentu maka
kelompok-kelompok itu disebut dengan kelas.
5. Bilangan-bilangan yang menyatakan banyaknya data yang terdapat dalam setiap
kelas disebut frekuensi.
6. Jarak antara kelas yang satu dengan kelas yang lain disebut interval
kelas.
Bentuk Umum Tabel Distribusi Frekuensi
B. Istilah-istilah Dalam Distribusi Frekuensi
1.) Kelas
Adalah penggolongan data yang dibatasi oleh nilai terendah dan nilai tertinggi
dalam suatu kelas.
2.) Interval
Kelas
Lebar dari sebuah kelas dan dihitung dari perbedaan antara kedua tepi kelasnya.
Contoh :
65 – 67 –> Interval kelas pertama
68 – 70 –> Interval kelas kedua
71 – 73 –> Interval kelas ketiga
74 – 76 –> Interval kelas keempat
77 – 79 –> Interval kelas kelima
80 – 82 –> Interval kelas keenam
3.) Batas
Kelas (class limit)
Nilai batas tiap kelas dalam sebuah distribusi frekuensi dan dipergunakan
sebagai pedoman guna memasukkan angka-angka hasil observasi ke dalam
kelas-kelas yang sesuai.
- Batas Kelas Bawah (lower class
limit) adalah angka pada kolom kelas yang letaknya disebelah
kiri.
- Batas Kelas Atas (upper class
limit) adalah angka pada kolom kelas yang letaknya
disebelah kanan.
4.) Tepi
Kelas (class boundaries/true limits) :
1. Tepi Kelas Bawah (lower class
bounderis)
Batas kelas pertama yang benar-benar dimiliki oleh distribusi frekuensi
tersebut, yaitu batas kelas bawah dikurangi 1digit dibelakang koma.
2. Tepi Kelas Bawah (upper class bounderis)
Batas kelas kedua yang benar-benar dimiliki oleh distribusi frekuensi tersebut,
yaitu batas kelas atas ditambah 1digit dibelakang koma.
Tepi atas = batas atas + 0,5
Tepi bawah = batas bawah – 0,5
5.) Lebar
kelas
Lebar kelas = tepi atas – tepi bawah
6.) Mid
Point (titik tengah)
Rata-rata dari kedua batas kelasnya/kelas limitnya. Titik tengah = 1/2
(batas atas + batas bawah)
C.
Macam-macam Distribusi Frekuensi
Terdapat
dua jenis distribusi frekuensi yaitu:
1. Distribusi frekuensi numerikal (Numerical frequency
distribution)
Distribusi frekuensi numerikal yaitu distribusi frekuensi yang pembagian
kelas-kelasnya berupa angka-angka atau secara kuantitatif. Contoh distribusi
frekuensi numerikal yaitu:
Distribusi
Frekuensi Numerikal, dibagi menjadi:
a. Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi frekuensi relatif yaitu distribusi frekuensi yang angka-angka
frekuensinya tidak dinyatakan dalam angka-angka absolut tetapi angka-angka
relatif atau persentase. Contohnya yaitu:
b. Distribusi Frekuensi Komulatif
Distribusi frekuensi komulatif terdiri dari dua jenis yaitu :
1) Distribusi frekuensi “kurang dari”
Distribusi frekuensi “kurang dari” yaitu distribusi frekuensi yang memasukkan
frekuensi kelas-kelas sebelumnya. Contohnya yaitu:
2) Distribusi
frekuensi “atau lebih”
Distribusi frekuensi “atau lebih” yaitu distribusi frekuensi yang memasukkan
frekuensi kelas-kelas sesudahnya. Contohnya yaitu:
2.
Distribusi frekuensi
kategoris (Categorical frequency distribution)
Distribusi frekuensi kategoris yaitu distribusi yang pembagian kelasnya
berdasarkan kategori kategori atau secara kualitatif. Contoh Distribusi
frekuensi kategoris yaitu:
D. Teknik Pembentukan
Distribusi Frekuensi
Ada 2 teknik pembentukan distribusi frekuensi, yaitu:
1.
Trial and error
2.
Melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas edapat menggunakan kriterium Sturge
K = 1 + 3,322 log n
K = banyaknya kelas
yang sedang dicari
n = banyaknya data
b. Menentukan besarnya interval kelas (i)
i = r/k
r = Jarak atau
range
k = Banyak kelas
Range = angka
terbesar – angka terkecil
c. Menghitung frekuensi data
Contoh Soal
Data berikut ini merupakan nilai ujian Mata kuliah Statistik I dari 25
mahasiswa:
Berdasarkan data tersebut:
1. Buatlah tabel distribusi frekuensi.
2. Tentukan batas kelas, tepi kelas, dan titik tengah.
3. Buatlah distribusi frekuensi relative.
4. Buatlah distribusi frekuensi kumulatif kurang dari.
5. Buatlah distribusi frekuensi kumulatif atau lebih.
Penyelesaian:
1. Tabel distribusi frekuensi
Langkah-langkah pembentukan distribusi frekuensi:
a.
Menentukan banyaknya kelas
Menentukan banyaknya kelas dapat menggunakan kriterium Sturges:
K = 1 + 3,322 log n
K = 1+ 3,322 log 25
K = 1+ 3,322 (1,398)
K = 5,644
K = 6 (dibulatkan)
b. Menentukan besarnya interval kelas
(i)
i = r/k
r = Jarak atau range
k = Banyak kelas
Range = angka terbesar – angka
terkecil
Angka terkecil = 27
Angka terbesar = 94
Range = 94 – 27 = 67
Banyaknya kelas = 6
i = 67/6 = 11,17 = 12
(dibulatkan)
c. Membuat tabel distribusi frekuensi
Penyajian distribusi frekuensi
2. Tentukan batas kelas, tepi kelas,
dan titik tengah
3. Distribusi frekuensi relatif
Frekuensi kelas 1 = 1/25 x 100 = 0,08
= 4 %
Frekuensi kelas 2 = 3/25 x 100 = 0,08 = 12 %
Frekuensi kelas 3 = 5/25 x 100 = 0,20 = 20 %
Frekuensi kelas 4 = 8/25 x 100 = 0,32 = 32 %
Frekuensi kelas 5 = 5/25 x 100 = 0,20 = 20 %
Frekuensi kelas 6 = 3/25 x 100 = 0,12 = 12 %
4. Distribusi frekuensi kumulatif
kurang dari
5. Distribusi frekuensi kumulatif
atau lebih
E. Grafik Distribusi Frekuensi
1. Histogram
Histogram adalah diagram batang yang lebarnya menunjukkan interval kelas,
sedangkan batas-batas tepi batang merupakan tepi bawah dan tepi atas kelas, dan
tingginya menunjukkan frekuensi pada kelas tersebut. Jika pada diagram
batang, gambar batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar
batang-batangnya berimpit. Histogram terdiri dari 2 sumbu, sumbu vertikal sebagai
skala frekuensi sedangkan sumbu horisontal untuk skala kelas.
Contoh :
Diketahui nilai ujian 40 siswa di SMA
Jaya Selalu. Tentukan histogram daftar distribusi frekuensi dan frekuensi
relatifnya.
Maka histogramnya
2. Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi yaitu penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk garis
yang menghubungkan titik-titik tengah kelasnya sebagai skala kelas. Jenis lain
dari poligon frekuensi adalah kurva frekuensi, yaitu penggambaran distribusi
frekuensi dalam bentuk garis, dimana luas daerah di bawah kurva kurang lebih
sama dengan luas histogram frekuensinya. Kurva frekuensi dapat digambarkan
dengan memanfaatkan histogram frekuensi dengan menggunakan angka-angka tepi
kelas sebagai skala kelas, dengan menghubungkan titik-titik tengah masing-masing
balok.
Contoh
:
Berikut
ini upah karyawan (dalam ribuan rupiah) per minggu dari sebuah perusahaan.
Hasil akhir dari histogram dan
poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat pada
gambar berikut.
3. Ogive Curve atau Kurva Ogive
Kurva ogive merupakan diagram garis yang menunjukkan kombinasi antara interval
kelas dengan frekuensi kumulatif. Kurva ogif menunjukkan frekuensi kumulatif
pada setiap tingkat atau kategori. Sumbu horizontal pada kurva ogif menunjukkan
tepi interval kelas dan sumbu vertical menunjukkan frekuensi kumulatif. Kurva
ogif memudahkan kita untuk melihat frekuensi kumulatif baik dalam bentuk nilai
absolute maupun nilai relative pada tingkat atau interval tertentu.
Daftar
distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut :
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas)
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah)
Contoh
:
Data
upah karyawan sebelumnya dapat digambarkan ogivenya. Akan tetapi sebelum itu, buat
terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi kumulatifnya.
Dari tabel distribusi frekuensi
kumulatif di atas, dapat digambarkan ogive seperti pada diagram berikut.
F. Model-model Populasi
Poligon
frekuensi yang merupakan garis patah-patah dapat didekati oleh
sebuah lengkungan halus yang bentuknya secocok mungkin dengan bentuk
poligon tersebut. Lengkungan yang didapat dinamakan kurva frekuensi. Jika
semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu dibuat daftar distribusi
frekuensinya dan akhirnya digambarkan kurva frekuensinya, maka kurva ini
dapat menjelaskan sifat-sifat karakteristik populasi. Kurva ini merupakan
model populasi yang akan ikut menjelaskan ciri-ciri populasi. Dalam
praktek, model populasi ini biasanya didekati oleh atau diturunkan dari
kurva frekuensi yang diperoleh dari sampel reprenentatif yang diambil dari
populasi.
Untuk keperluan teori dan metode yang
lebih lanjut, metode populasi ini dituangkan dalam bentuk persamaan
matematik. Beberapa diantaranya akan dibahas kemudian. Pada saat sekarang
hanya akan diberikan bentuk kurva untuk model populasi yang sering
dikenal. Diantaranya model normal, simetrik, positif atau miring ke kiri,
negatif atau miring ke kanan, bentuk J dan U.
1. Model normal, yang sebenarnya akan
lebih tepat digambarkan berdasarkan persamaan matematiknya. Bentuk model
normal selalu simetrik dan mempunyai sebuah puncak. Kurva dengan sebuah
puncak disebut unimodal.
2. Model simetrik, di sini juga unimodal. Perhatikan bahwa model normal
selalu simetrik tetapi tidak sebaliknya.
3. Model positif menggambarkan bahwa
terdapat sedikit gejala yang bernilai makin besar.
4. Model negatif terjadi sebaliknya. Soal ujian yang terlalu mudah
sehingga banyak peserta yang mendapat nilai baik menggambarkan model
negatif.
5. model berbentuk J
ini terdapat dalam dunia ekonomi, industri dan fisika.
6. Model bentuk U menggambarkan
mula-mula terdapat gejala bernilai kecil, kemudian menurun sementara
gejala bernilai besar dan akhirnya menaik lagi untuk nilai gejala yang
makin besar.
Model dengan lebih dari sebuah puncak
disebut multimodal. Kalau hanya ada dua puncak disebut bimodal.
DAFTAR PUSTAKA
Parmita, Vebriana. 2013. Distribusi Frekuensi dan Grafik. (Online). (http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensi-dan-grafik/, dikunjungi 01 Oktober 2014).
Suharyadi,
& Purwanto. (2009). In Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba
Empat.
Sudjana.
(1991). In Statistika. Bandung: Tarsito.
Smartstat. 2010. Distribusi Frekuensi. (Online). (http://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/,dikunjungi 01 Oktober 2014).
Komentar
Posting Komentar